POLICY BRIEF (NOTA KEBIJAKAN) HARI KE-1
Kejahatan Israel dan Eskalasi Konflik: Mengapa Dunia Harus Peduli?
Luka yang Terus Menganga
Palestina bukan sekadar lembaran sejarah yang terbakar, bukan hanya kisah masa lalu yang berlumur darah. Ia adalah luka yang masih menganga, jeritan yang masih menggema di reruntuhan Gaza, dan air mata yang belum kering di wajah anak-anak yatim. Setiap peluru yang ditembakkan oleh tentara Zionis, setiap bom yang dijatuhkan dari langit yang gelap, adalah bukti kebiadaban yang dunia enggan mengakui secara penuh.
Kejahatan Israel bukanlah insiden sesaat, bukanlah konflik yang berdiri sendiri. Ini adalah babak terbaru dari kolonialisme modern, penjajahan yang terus diperpanjang dengan darah dan air mata. Dan dunia, yang konon telah beradab, memilih menjadi penonton di kursi yang nyaman—sebagian diam, sebagian berbisik basa-basi tentang perdamaian yang mereka sendiri khianati.
Peningkatan Agresi: Teror yang Tak Berkesudahan
Zionis Israel adalah nama yang sangat melekat dengan beragam jenis kejahatan di bumi Palestina. Agresi Israel terhadap Palestina terus berlangsung dengan brutalitas yang semakin menjadi-jadi. Dengan dalih membela diri, mereka menghujani Gaza dengan bom fosfor putih, membombardir kamp pengungsi, membunuh jurnalis yang hanya bersenjata kamera, dan menghancurkan rumah-rumah penduduk tanpa perasaan.
Di Tepi Barat, pemukim ilegal semakin leluasa menjarah tanah yang bukan milik mereka. Tentara Zionis memberikan perlindungan penuh kepada para ekstrimis yang menyerang warga sipil, membakar kebun-kebun zaitun, dan meneror desa-desa yang bertahan di tengah penjajahan yang sistematis.
Masjid Al-Aqsa, kiblat pertama umat Islam, terus dinistakan. Serangan terhadap tempat suci ini bukan lagi sekadar insiden, tetapi bagian dari strategi jangka panjang Israel untuk menghapus keberadaan Palestina dari peta dunia.
Pelanggaran Hak Asasi Manusia: Bukti yang Tak Terbantahkan
Pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan Israel bukan lagi sekadar tuduhan, melainkan fakta yang tercatat dalam sejarah hitam kemanusiaan.
- Pembunuhan Warga Sipil: Anak-anak, perempuan, dan lansia menjadi target empuk agresi Israel. Serangan udara ke pemukiman padat penduduk bukan kecelakaan, melainkan bagian dari strategi genosida yang mereka jalankan.
- Blokade Gaza: Israel mengubah Gaza menjadi penjara terbuka terbesar di dunia. Tidak ada listrik, tidak ada air bersih yang cukup, dan obat-obatan semakin sulit didapat. Mereka tidak hanya membunuh dengan senjata, tetapi juga dengan kelaparan dan keputusasaan.
- Kriminalisasi Jurnalis: Setiap upaya untuk mengungkap kebenaran dihancurkan. Wartawan yang melaporkan kebrutalan Israel menjadi target penembakan, kantor berita dihancurkan, dan suara kebenaran dipaksa untuk diam.
Dan di tengah semua ini, dunia terus bersembunyi di balik kalimat klise: “Kami prihatin,” “Kami menyerukan de-eskalasi,” “Kami mendukung solusi dua negara.” Omong kosong!
Mengapa Dunia Tidak Bisa Lagi Diam?
Diamnya dunia adalah bahan bakar bagi kebiadaban Israel. Setiap kesunyian adalah persetujuan tak langsung, setiap kelambanan adalah kontribusi bagi penjajahan. Jika dunia benar-benar berpegang pada prinsip-prinsip kemanusiaan, sudah saatnya sikap berubah menjadi perlawanan.
- Palestina adalah Ujian Moral bagi Kemanusiaan: Tidak ada peradaban yang bisa mengklaim dirinya beradab jika masih membiarkan genosida terjadi di hadapan mata.
- Legitimasi Israel Semakin Runtuh: Vonis ICC terhadap Benjamin Netanyahu sebagai penjahat perang adalah bukti bahwa dunia mulai menyadari kebusukan rezim Zionis.
- Dukungan Global Meningkat: Masyarakat sipil di seluruh dunia telah bangkit. Boikot terhadap produk Israel semakin masif, protes di berbagai kota semakin besar, dan kesadaran tentang penjajahan Palestina semakin tumbuh.
Tapi ini belum cukup.
Seruan Aksi: Saatnya Bergerak!
Waktunya telah tiba untuk meninggalkan kursi penonton dan berdiri di barisan perjuangan. Saatnya kita menegaskan bahwa Palestina bukan sekadar isu politik, tetapi ujian bagi nurani dan akal sehat kita sebagai manusia.
Oleh karena itu, kami menyerukan kepada semua pihak—individu, komunitas, akademisi, ulama, aktivis, dan seluruh elemen masyarakat—untuk turun ke jalan dalam Aksi Serempak Solidaritas Al-Quds, 28 Maret 2025 yang akan diselenggarakan di kota-kota besar di seluruh Indonesia.
Bukan sekadar demo, bukan sekadar simbolis—ini adalah gelombang kesadaran, suara perlawanan, dan pesan yang akan menggema ke seluruh dunia:
PALESTINA HARUS MERDEKA! PENJAJAHAN HARUS LENYAP!
Kita mungkin tidak memiliki senjata, tetapi kita punya suara. Kita mungkin bukan pemimpin negara, tetapi kita punya kekuatan rakyat. Sejarah akan mencatat di mana kita berdiri hari ini. Apakah kita diam, ataukah kita memilih menjadi bagian dari perjuangan?
Jawaban ada di tangan kita!
PRESIDIUM BARQ
(16 Maret 2025)