Blokade Ekonomi Gaza: Senjata Pemusnah Massal yang Terabaikan
Dari Kelaparan, Reruntuhan Rumah Sakit, hingga Runtuhnya Sekolah
Latar Belakang
Dunia sibuk menghitung jumlah korban di Gaza dengan angka-angka dingin, namun lupa bahwa penderitaan terbesar justru mengendap di balik statistik. Selama lebih dari 17 tahun, Gaza telah dijerat oleh sebuah blokade ekonomi yang tak ubahnya senjata pemusnah massal dalam bentuk paling keji—senyap, perlahan, tapi mematikan. Bukan bom fosfor atau misil canggih yang menekan napas warga Gaza, melainkan kelaparan yang dipelihara, rumah sakit yang dibiarkan mati perlahan tanpa pasokan obat, serta ruang-ruang kelas yang berubah menjadi puing-puing.
Kelaparan yang Disengaja
Data terbaru dari lembaga-lembaga kemanusiaan menunjukkan bahwa lebih dari 80% warga Gaza bergantung pada bantuan makanan untuk bertahan hidup. Namun, blokade membatasi suplai pangan hingga tingkat minimal, menciptakan famine by design. Anak-anak Gaza tumbuh tanpa gizi, tubuh mereka kurus, pikiran mereka tumpul sebelum sempat berkembang.
Infrastruktur Medis yang Lumpuh
Blokade ini telah melumpuhkan sistem kesehatan Gaza hingga titik nadir. Generator rumah sakit berjalan dengan bahan bakar yang dijatah, ruang operasi kehabisan alat medis dasar, pasien kanker dan korban luka perang sama-sama menunggu dalam antrean tanpa kepastian. Tanpa izin keluar, mereka tidak bisa berobat ke luar wilayah, dipaksa memilih antara perlahan mati atau cepat habis diterkam penyakit.
Pendidikan yang Hancur Berkeping
Blokade juga memenggal masa depan. Sekolah-sekolah kekurangan buku, alat tulis, bahkan bangku. Lebih tragis lagi, banyak gedung sekolah berubah menjadi tempat penampungan pengungsi atau menjadi target bombardir. Generasi muda Gaza dibesarkan tanpa jendela masa depan—hanya dinding penghalang dan langit tanpa bintang.
Kenapa Dunia Bungkam?
Blokade Gaza tidak menarik perhatian seperti serangan udara atau pertempuran tank di jalanan. Ini adalah kekejaman sistemik yang tak berdarah namun lebih brutal dari peperangan. Dunia internasional, yang lantang mengutuk senjata pemusnah massal, justru membiarkan blokade ini beroperasi dengan legitimasi diam-diam. Ini adalah kejahatan kolektif yang dilakukan bukan oleh satu negara, tetapi oleh sistem internasional yang memalingkan wajah.
Rekomendasi Kebijakan
- Deklarasi Blokade Gaza sebagai Pelanggaran HAM Berat & Kejahatan terhadap Kemanusiaan
Mendesak lembaga internasional (PBB, ICC) untuk mengategorikan blokade sebagai bentuk agresi sistematis terhadap penduduk sipil. - Sanksi Internasional terhadap Negara Pemblokade
Negara-negara harus menjatuhkan sanksi ekonomi dan diplomatik kepada pihak yang memberlakukan dan menopang blokade ini, sebagaimana diberlakukan pada rezim apartheid dan kolonialis. - Gerakan Boikot Global terhadap Institusi yang Mendukung Blokade
Menggalang gerakan masyarakat sipil untuk memboikot produk dan perusahaan yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam menopang penjajahan atas Gaza.
Seruan Aksi: Bergerak Bersama di Hari Internasional Al-Quds!
Saat dunia memilih bisu, saat pemimpin dunia menimbang untung-rugi diplomasi, inilah saatnya suara kita menjadi palu yang mengetuk nurani. Mari kita turun ke jalan, lantangkan kebenaran, dan gaungkan solidaritas di Hari Internasional Al-Quds! Gaza bukan sekadar peta di berita; Gaza adalah cermin kemanusiaan kita. Hentikan blokade! Lawan kejahatan terselubung ini!
“Tidak ada yang lebih mematikan dari ketidakpedulian. Gaza hari ini, bisa jadi dunia kita esok hari.”
PRESIDIUM BARQ
(17 Maret 2025)