POLICY BRIEF (NOTA KEBIJAKAN) HARI KE- 8

4 Min Read

Solidaritas Global untuk Palestina: Dari Demonstrasi hingga Boikot Ekonomi

Latar Belakang: Ketika Dunia Menggenggam Bara Palestina

Di tengah reruntuhan Gaza, di atas puing-puing rumah yang hancur oleh rudal-rudal Zionis, suara rakyat Palestina terus bergema. Tapi hari ini, suara itu tidak sendiri. Dari jalanan Istanbul hingga kampus-kampus di New York, dari lorong-lorong Teheran hingga jantung kota Jakarta, bara solidaritas menyala, menyatukan jutaan manusia lintas bangsa, ras, dan agama dalam satu seruan: bebaskan Palestina!

Solidaritas global bukan sekadar slogan di poster. Ia adalah kekuatan riil—berwujud demonstrasi akbar, boikot ekonomi, tekanan diplomatik, hingga gerakan digital—yang perlahan namun pasti mengguncang fondasi ekonomi dan politik Israel.

Analisis: Boikot & Tekanan Global sebagai Senjata Perlawanan

1. Demonstrasi Global: Mematahkan Normalisasi Gelombang unjuk rasa di berbagai belahan dunia menegaskan satu hal: isu Palestina adalah isu kemanusiaan. Aksi massa di depan kedutaan Israel, boikot budaya terhadap acara yang melibatkan entitas Zionis, hingga kampanye online melawan normalisasi, semua menciptakan tekanan psikologis dan diplomatik. Mereka mengirim pesan keras kepada para penguasa: normalisasi dengan Israel adalah bentuk pengkhianatan terhadap keadilan.

2. Boikot Ekonomi: Menyerang Tulang Punggung Israel Gerakan BDS (Boycott, Divestment, Sanctions) telah menjadi momok bagi perusahaan-perusahaan yang menopang ekonomi Israel. Penolakan terhadap produk-produk Israel dan perusahaan yang berkolaborasi dengan penjajahan, mulai dari teknologi, agrikultur, hingga keuangan, perlahan menggerus kekuatan pasar Israel. Bahkan, beberapa perusahaan multinasional menarik investasi mereka setelah menghadapi tekanan konsumen global.

3. Tekanan Diplomatik: Mengisolasi Zionisme Negara-negara yang berani menutup pintu diplomasi terhadap Israel memperkuat posisi Palestina di panggung internasional. Dukungan untuk pengakuan negara Palestina, pelaporan kejahatan perang Israel ke Mahkamah Internasional, hingga penolakan partisipasi Israel di forum-forum internasional, adalah pukulan politik yang mengikis legitimasi rezim apartheid.

Efek Nyata: Retakan di Dinding Kekuasaan

Apa hasilnya?

  • Investor asing mulai ragu menanamkan modal di wilayah yang terus-menerus bergejolak.
  • Pariwisata Israel anjlok di tengah boikot budaya dan kampanye global.
  • Reputasi Israel di mata publik dunia jatuh bebas, membuat aliansi politik mereka goyah.

Israel, meski didukung senjata dan kekuatan superpower, tak kebal dari tekanan global. Solidaritas dunia adalah senjata tanpa peluru, tapi mematikan.

Rekomendasi Kebijakan

  1. Perluas dan Konsolidasikan Gerakan BDS: Pastikan setiap produk, institusi, dan perusahaan yang terafiliasi dengan Israel disorot dan diboikot.
  2. Dorong Negara-Negara untuk Menghentikan Hubungan Diplomatik dengan Israel: Bangun blok politik yang konsisten menolak penjajahan, terutama di negara-negara Selatan Global.
  3. Mobilisasi Aksi Massa Secara Terkoordinasi: Demonstrasi di seluruh dunia harus terus diorganisir, tak hanya sebagai ekspresi solidaritas, tetapi juga sebagai tekanan politik nyata.

Penutup: Palestina adalah Cermin Kemanusiaan Kita

Palestina bukan sekadar sepetak tanah di Timur Tengah. Ia adalah ujian nurani umat manusia. Ketika satu bangsa diperbudak, dan dunia membisu, saat itulah kita kehilangan sisi terbaik dari kemanusiaan kita.

Tapi dunia telah bangkit. Solidaritas global telah menjadi arus deras yang tak bisa dibendung.

Bergabunglah dalam Aksi Hari Internasional Al-Quds!

Saatnya kita tegaskan di jalan-jalan, di pasar-pasar, di mimbar-mimbar: Palestina tidak sendiri! Boikot, demonstrasi, dan perlawanan kita adalah bara yang akan terus menyala hingga Al-Quds kembali bebas!

Presidium BARQ

23 Maret 2025

Share This Article