Peran Umat Islam dalam Membela Al-Quds: Dari Retorika ke Aksi Nyata
Latar Belakang: Saat Retorika Tak Lagi Cukup
Al-Quds bukan sekadar sebuah kota; ia adalah simbol kehormatan umat Islam, jantung sejarah peradaban, dan saksi atas pengkhianatan zaman. Namun, setiap kali tanah suci ini dinodai, respons yang bergema di sebagian besar dunia Islam tak jarang hanya berhenti di panggung-panggung konferensi, pernyataan sikap, atau seruan doa berjamaah.
Sementara itu, Zionis Israel terus melangkah—menggerogoti tanah, mengusir warga Palestina, dan mencengkeram Masjid Al-Aqsha dengan kekerasan. Pertanyaannya kini: sampai kapan umat Islam akan terpaku pada retorika tanpa aksi nyata?
Analisis: Tiga Pilar Aksi Nyata Umat Islam
Saatnya dunia Islam mengganti keluh menjadi langkah, doa menjadi daya, dan statemen menjadi strategi.
1. Dukungan Politik Konkret:
Umat Islam memiliki kekuatan politik yang belum dimobilisasi secara maksimal. Negara-negara Muslim harus bersatu menekan forum-forum internasional: dari PBB hingga OKI, dari ASEAN hingga Uni Afrika. Blok politik yang solid, menolak normalisasi, menuntut sanksi terhadap Israel, serta mendukung pengakuan penuh negara Palestina adalah keniscayaan, bukan lagi pilihan.
2. Boikot dan Embargo Ekonomi Serius:
Umat Islam adalah pasar terbesar dunia. Produk-produk dari perusahaan yang terafiliasi dengan Israel dan sekutunya masih dengan mudah meraup keuntungan dari kantong kaum Muslim. Boikot harus menjadi gerakan massal, bukan sekadar kampanye musiman. Dana umat harus dialihkan untuk memperkuat ekonomi Palestina, mendukung pendidikan, kesehatan, dan perlawanan mereka.
3. Gerakan Sosial dan Kultural Global:
Media, komunitas, dan lembaga pendidikan Islam harus menjadi corong tanpa henti bagi narasi pembebasan Palestina. Budaya pop, seni, literasi, hingga dakwah di masjid-masjid tak boleh sunyi dari pesan Al-Quds. Aksi solidaritas sosial, penggalangan dana, kampanye digital, hingga program pertukaran pemuda Muslim untuk Palestina adalah wujud nyata kesetiaan.
Rekomendasi Kebijakan
- Bangun Koalisi Anti-Normalisasi: Dorong negara dan organisasi Muslim untuk keluar dari semua kesepakatan diplomatik atau dagang yang menguntungkan Israel.
- Integrasikan BDS (Boycott, Divestment, Sanctions) ke dalam Platform Dakwah dan Pendidikan: Jadikan boikot bukan hanya seruan aktivis, tapi bagian dari kesadaran kolektif umat.
- Wujudkan Aliansi Media Islam Global: Lawan narasi pro-Zionis dengan kanal informasi, media sosial, dan karya jurnalistik berkualitas yang konsisten mengungkap kejahatan Israel.
Penutup: Al-Quds Menanti Umat yang Bergerak
Zaman di mana umat Islam hanya menjadi komentator sudah berakhir. Kini saatnya menjadi aktor utama dalam sejarah. Setiap pembiaran atas penjajahan adalah pengkhianatan atas darah para syuhada dan air mata rakyat Palestina.
Mari Turun ke Jalan di Hari Internasional Al-Quds!
Tunjukkan bahwa kita bukan sekadar umat yang pandai berorasi, tapi umat yang bergerak. Al-Quds memanggil kita bukan hanya untuk berkata, tapi untuk berbuat!
Presidium BARQ
24 Maret 2025